
Park Hye-sung merupakan warga Korea Utara yang memutuskan tinggal di Gwangju, Korea Selatan. Walau sudah tak muda lagi, ia berhasil lulus di salah satu universitas jurusan ilmu manajemen.
Dirinya mendapat pekerjaan sebagai pekerja sosial di Pusat Kesejahteraan Sosial Songgwang. Alasan ia tertarik bekerja disana didorong oleh keinginan membantu sesama warga Korea Utara yang tinggal di Korea Selatan. Untuk meningkatkan keahliannya, ia pun melanjutkan studi di jurusan Kesejahteraan Sosial di Universitas Honam.
Sebagai pekerja sosial, Park Hye-sung memutuskan untuk membentuk kelompok sukarelawan yang terdiri dari 100 orang. Mereka terlibat langsung dalam wawancara kerja untuk memahami kesulitan warga Korut.
Semakin banyak mewawancarai warga Korea Utara, Park Hye-sung mulai mengetahui bahwa stigma dan hambatan sosial terhadap warga Korut sangat tinggi, terutama dalam pekerjaan. Mereka mengaku sering ditolak setiap kali melamar kerja, meskipun untuk melakukan pekerjaan sederhana.
Awalnya, Park Hye-sung sulit percaya. Ia pun mencoba sendiri dan menyadari bahwa cerita-cerita itu benar. Alasan yang sering diberikan para pemilik usaha kepada warga Korea Utara adalah ‘aksen yang aneh dapat mempengaruhi penjualan menjadi turun’.
Baca juga: Perjalanan Park Hye-sung, CEO Bisnis Kopi Cold Brew yang Menginspirasi
Park Hye-sung Membangun Bisnis Kopi untuk Menciptakan Lapangan Kerja
Setelah berpikir lama, Park Hye-sung memutuskan berhenti dari pekerjaan sosial dan mulai membangun bisnis sendiri. Bersama teman dekatnya, ia mengeluarkan uang tabungan dan membeli sebuah kedai kopi kecil di area komersial kelas B.
Di awal-awal bisnis berjalan, penghasilan harian hanya sebesar 160 ribu won. Sehingga, Park Hye-sung berpikir keras untuk membuat perubahan dengan cara membagikan donat gratis kepada setiap pelanggan yang berkunjung. Cara ini ternyata berhasil dan meningkatkan penjualan menjadi 660 ribu won per hari.
Berkat hal itu, dirinya mulai mengembangkan bisnis secara serius dan membuka lowongan kerja bagi warga Korea Utara dan Selatan yang membutuhkan pekerjaan. Mereka bekerja tak kenal lelah setiap hari, bahkan di waktu pekan mulai dari pukul 10 pagi.
Kini, ia memiliki lini produksi cold brew yang berada di kawasan industri Pyeongdong, Gwangju. Perusahaannya juga telah memiliki 40 mesin cold brew otomatis yang sudah dipatenkan, baik di luar maupun dalam negeri.
Dirinya juga tengah mengembangkan bisnis dengan target pasar global. Ia sedang memproduksi kopi dengan target pasar China, serta menyusul negara-negara lain.