Pasar otomotif Asia Tenggara sedang mengalami transformasi besar dengan meningkatnya popularitas kendaraan listrik (EV). Namun, apakah tren ini akan mengakhiri riwayat industri pelumas mesin? Mari kita telusuri lebih dalam.
Analisis Pasar Otomotif Asia Tenggara:
Menurut Alva Kurnia L. Wirekso, pakar pelumas dari Pertamina Lubricants, pasar otomotif Asia Tenggara pada tahun 2023 mencapai 16 juta unit. Meskipun EV semakin diminati, permintaan terhadap pelumas tidak serta merta menurun.
Permintaan Pelumas Tetap Tinggi:
Alva menjelaskan bahwa permintaan pelumas secara keseluruhan justru meningkat, dengan segmen sepeda motor sebagai kontributor utama, menguasai lebih dari 50% pangsa pasar. “Walaupun penetrasi EV signifikan, pasar motor terus berkembang, sehingga kebutuhan akan oli tetap tinggi,” ujarnya.
Pergeseran Spesifikasi dan Viskositas Oli:
- Pada tahun 2023, spesifikasi oli API SN mendominasi penjualan, menggeser dominasi API SL sebelumnya.
- Penggunaan oli sintetis dan semi-sintetis belum menunjukkan perubahan signifikan, dengan oli mineral konvensional masih menjadi pilihan utama.
- Terjadi tren pergeseran ke oli dengan viskositas lebih rendah, seperti 10W-30 dan 10W-40, yang diprediksi akan terus meningkat hingga tahun 2026.
- “Pergeseran viskositas dari lebih tinggi ke lebih rendah diprediksi terus meningkat hingga 2026. Ini didorong oleh rekomendasi pabrikan yang semakin banyak menggunakan spesifikasi 10W-30 atau 10W-40 untuk motor terbaru,” ucap Alva.
Kesimpulan:
Industri pelumas di Asia Tenggara diperkirakan akan tetap relevan dalam menjaga performa kendaraan, meskipun tren kendaraan listrik terus berkembang. Pergeseran spesifikasi dan viskositas oli menunjukkan adaptasi industri terhadap perubahan kebutuhan pasar.