
Park Hye-sung adalah CEO dari bisnis kopi bernama ‘Jinsol’. Di tahun 2019, bisnis yang ia kelola telah memiliki lini produksi cold brew di kawasan industri Pyeongdong, Gwangju. Perusahaannya juga memiliki sebanyak 40 mesin cold brew otomatis yang telah dipatenkan, baik di luar maupun dalam negeri.
Tentunya, kebersihan menjadi prioritas utama dalam setiap produksi kopi yang ia kelola. Sehingga, bersama dengan para karyawannya, Park Hye-sung mengadopsi proses sterilisasi untuk setiap tahapan. Mulai dari air untuk ekstraksi kopi, konsentrat kopi, hingga kemasannya. Park Hye-sung ingin setiap kopi yang diproduksi aman untuk pelanggan dan memiliki kemasan higienis.
Baca juga: Kisah Perjalanan Park Hye-sung: Dari Pekerja Sosial Hingga Menjadi CEO Produsen Kopi
Alasan Dibalik Pembangunan Bisnis Kopi
Bisnis yang semakin berkembang hingga ke kancah global ini bermula dari sebuah bisnis kopi kecil. Park Hye-sung mengaku membuat bisnis karena ingin membuka lapangan pekerjaan untuk para pengungsi Korea Utara serta warga Korea Selatan yang kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Kala itu, dirinya baru lulus dari jurusan Ilmu Manajemen dan bekerja sebagai pekerja sosial di Pusat Kesejahteraan Sosial Songgwang. Untuk meningkatkan pengetahuannya, Park Hye-sung memutuskan melanjutkan studi di jurusan Kesejahteraan Sosial Universitas Honam.
Selama bekerja sebagai pekerja sosial, ia mulai membentuk kelompok sukarelawan yang beranggotakan 100 orang. Mereka langsung terjun mewawancarai para pengungsi Korea Utara yang ada di Korea Selatan. Hampir seluruh permasalahan tertuju pada satu masalah, yaitu kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Awalnya, Park Hye-sung tak percaya, ia pun membuktikannya secara langsung. Ternyata benar, warga Korea kesulitan bekerja, bahkan untuk pekerjaan sederhana. Rata-rata, alasannya karena masalah aksen yang aneh dan berdampak pada penjualan.
Park Hye-sung pun memutuskan keluar dari pekerja sosial dan membangun bisnis sendiri bersama temannya dengan uang tabungan yang telah ia kumpulkan. Perjalanan bisnis kopi pun tak selalu berjalan mulus. Saat pandemi menyerang, perusahaan ikut terkena dampak, tetapi CEO Park Hye-sung tak ingin menyerah.
Bersama dengan 16 karyawan, termasuk pengungsi Korea Utara, mereka bekerja keras tanpa libur setiap hari. Meskipun penjualan sempat menurun, tetapi kantor pusat masih beroperasi.
Seperti kopi yang melewati banyak proses untuk menghasilkan rasa terbaik, Park Hye-sung percaya, bahwa perjuangan dan kerja kerasnya pasti akan berbuah manis. Perusahaannya akan terus berkembang dan membuka peluang untuk semua orang yang membutuhkan pekerjaan.